Tauladan Nabi Soal Rumah Tangga Sakinah Mawaddah waRahmah

TAULADAN NABI SOAL URUSAN RUMAH TANGGA.

Nabi itu punya istri banyak, Ada yang bilang sembilan, duabelas, atawa sembilan belas, belum termasuk budak atawa "milik tangan kanan" nabi (B 5:524 - selir, di tulisan lain aku cantumkan 21 istri nabi).

QS = Quran
B = Hadis Sahih Bukhari
M = Hadis Sahih Muslim 

(Kutipan dari milis Islam-Kristen dari seorang bernama genggong_jangkrik@yahoo.com , untuk memperjelas aku edit sedikit. Kisah-kisah ini terjadi, dan apa adanya, meskipun ditutupi dengan yg bagus-bagus dan siapa yg coba membongkarnya diancam. Bagaimana mengurusi istri sekian, pasti ada banyak cerita menarik ~ pemdun)


Nah, berikut ini ada kasus yang melibatkan budak dan istri Nabi .

KASUS MARIYAH QIBTIYAH, BUDAK HAFSAH

Nabi punya istri ke sekian, namanya Hafsah. Hafsah
punya budak, namanya Maria Qibtiyah. Suatu kali
Hafsah marah, karena ketika dia pulang, dia jumpai
nabi sedang bergumul dengan budaknya itu ... di
ranjang Hafsah! Seks ternag-terangan dengan pembantu
di ranjang istri. Tapi kasus ini maunya dibungkam oleh
nabi, tapi saking jengkelnya Hafsah, dia ngadu sama
Aisyah, istri Nabi yang laen. Nabi marah besar.
Sampai-sampai para istri nabi yang laen memboikot Nabi
sebulan. Kasus ini kemudian ditangani Umar ibn Khattab
yang sangar itu, para istri nabi diultimatum, sehingga
mereka akhirnya nurut. Nabi ngotot bahwa Alloh telah
ngeluarin wahyu, katanya budak itu sah bagi si majikan
laki yang namanya Nabi SAW itu. Kasus ini diceritakan
dalam B 3:648, dan wahyu itu ada di QS At Tahriim 3-5,
mencatat bahwa Hafsah dan Aisyah ribut dan nabi yakin
kalo mereka minta cerai, Alloh akan menggantikan
dengan istri2 yang muslimat, yg mukminat, yang taat,
yang bertaubat, dan janda dan yang perawan... At
Tahriim ayat satu bilang wong itu sudah dihalalkan
Alloh, kok nurutin maunya istri-istri? Ayat satu itu
bilang begini: (Firman Alloh): Hai Nabi, mengapa
engkau haramkan apa yang telah Allah menghalalkan
bagimu (seks dengan Mariya si budak itu ~ pemdun) karena engkau mencari
kesenangan istri-isterimu? (Jadi Alloh bilang: Nabi,
elu nggak usah nurutin protes Hafsah dan Aisyah! Budak
itu sah bagimu! ). Akhirnya Maria diambil istri
beneran meskipun karena sengketa diatas maka dipisah lokasinya.


Entah mungkin karena inilah Nabi itu nggak suka Hafsah
(M 2 3507) kalau bukan karena Hafsah itu anak Umar
pasti udah dicerai.

Istri mana yang nggak marah kalo suami ngentotin
pembantu di ranjang istri?? Para istri protes, tapi
ALLOH menyuruh Nabi terus saja menghalalkan budak
untuk diselingkuhi, tidak usah mendengar protes
istri-istri!

Apa karena ini sekarang ini TKW kita banyak yang
pulang hamil dari Arab, krn majikan Arab pada ngikutin
petunjuk wahyu ini.

Itu yang pertama.



Sebelumnya sudah ada kasus lagi yang membuat nabi
menghalalkan untuk nikah dengan anak enam tahun, dan
bener-bener telah dikawinin umur sembilan tahun.

AISYAH

Penyakit Nabi

Nabi sering sakit demam tinggi. Tiba-tiba demam,
menggigil dan keringat dingin, mendengar bunyi
lonceng, kepala berat dan jatuh. Saat siuman, Nabi
sering mengaku mendapat wahyu. Wahyu hasil dari alam
ghoib. Begitulah Sahih Bukhari 1:2, seperti
diriwayatkan Aisyah. Kita ikut prihatin karena sabda
Nabi, panas demam itu berasal dari api neraka dan bisa
diturunkan dengan disiram air (B 4:"480, 481" , B
4:482, B 4:484-486).


(milis islamkristen dari jangkrik_genggong@yahoo.com ~ pemdun)

Hanya saja, kata dokter spesialis yang gue tanyain,
demam itu akibat infeksi yang ditularkan dari ternak
piaraan, brucellosis atawa apa namanya, infeksi
bakteri dari binatang ternak, ... dan kata adik gue
yang psikolog, dengar lonceng itu gejala yang umum
dialami orang-orang yang dirawat di RSJ... namanya
kalo nggak salah dia sebutin waham, halusinasi,
neurosis atawa skizoprenia. Kasusnya nabi ini
nampaknya sudah cukup berat, kata dia.


Karena Nabi sering mendengar bunyi lonceng di telinga,
itu amat mengganggu tugas kenabian dia. Dukunnya Nabi
tahu itu congekan, tapi nggak berani bilang. Kalo
psikiater sekarang tahu bahwa itu gila, tapi nggak
berani bilang juga. 'Ntar dibacok pengikut Nabi, tau
rasa lu. Maka sebab kurang medical advice itulah Nabi
berkesimpulan hahwa lonceng itu adalah alat musik
iblis. M 3:5279 Lonceng adalah alat musik setan,
begitu juga dawai/string dan alat musik tiup. Selain
itu rebana atawa tamburin juga alat musik iblis (B
2:"70, 72, 103"). Musik itu dilarang (B 4:155, B
7:494, B 8:CH32 (314), M 2:1938), mulai dari rebana,
gesek, tiup, pukul, cuman boleh nyanyi doang.

Apalagi nyanyi di speker masjid yang memekakkan
telinga itu.

Kasihan juga Nabi SAW ini, mari kita doain agar beliau
segera sehat dari skizoprenia, dan kirimkan segala
shalawat agar beliau segera dimasukkan ke surga (sudah
ribuan tahun kagak berhasil masuk-masuk surga juga,
padahal kalo dihitung sudah didoain puluhan trilyun
kali oleh sekian milyar umatnya. 'gitu kalian percaya
dia sukses ngedoain kita di hari penghakiman ?

Tapi katanya Nabi yang pertama masuk syurga (M 1:
"383, 384"). Berarti semua muslim sampe sekarng belon
masuk syurga, wong nabinya saja belon. Walaupun
sebagai orang berdosa (M 4:6522, B 8:"379,386,388"),
beliau takut sekali pada siksa kubur (M 1: 1212) dan
bahkan yakin akan dihakimi di dalam kubur (M 1:1212)
dan bahkan pernah mau bunuh diri (B 9:111).

Sampe sekarang semua muslim masih arwah gentayangan.
Nunggu dihakimi siape? Imam Mahdi?

Itulah pemimpin sejati demokrasi, agar masuk syurga
kampanye dulu minta doa dukungan massa.

Kiat Meraih Kekuasaan

Baginda Nabi sangat kesal pada orang kafir Mekkah,
yang mengusir dan mencoba membunuhnya (QS At Taubah
9:13, 8:30 Nabi bisa lolos dari mereka). Masa orang
yahudi ngetawain, dan nasrani berani nyebut Nabi
sebagai nabi sesat? Maka Nabi hijrah ke Madinah. Nabi
ganti taktik. Cara halus menyebarkan agama gagal, cara
kasar bicara. Dukun gagal, pedang bicara (QS 9:14).
Nabi memang cerdas dan berhikmat soal ini. Nabi
berhasil membujuk orang Madinah utk mendukung beliau
dalam perang suci menaklukkan mekkah. Terang saja
penduduk Medinah menyambut positip gagasan itu. Nabi
lalu merampoki kafilah-kafilah DAGANG Quraisy yg dari
dan ke Mekkah, nggak kurang 27 kali perang ngerampok
yg dipimpin nabi sendiri dan lebih dari empat puluh
kali seluruhnya, nama ekspedisi perampokan yang
dipimpin Nabi ini keren: ghazwah. Kalo yang ini emang
dicatat dalam sirah nabi.


Syurga dan Seks

BEDTIME STORY
(B = sahih Bukhari, M = sahih Muslim, QS = Qur'an Sura. Kutipan dari jangkrik_genggong dari milis di yahoogroups. ~pemdun)



Sekarang cerita pengantar tidur anak-anak (bedtime
story) seorang ayah pada anak laki-lakinya menjelang
tidur: "Anakku, syurga itu enak lho 'nak. Sebagai
muslim, kamu nanti dapat hadiah pahala dari Alloh SWT.
Di syurga itu bapakmu ini akan diberi sungai khamar
oleh Alloh secara berlimpah, dan di sana tentunya enak
kalau minum khamar sambil kelonan dengan 72 huris,
bertelekan berjejer di atas ranjang-ranjang beludru
empuk diatas sungai-sungai madu susu dan khamar
mengalir. Susunya huris gede-gede lagi, nggak kayak
susu ibumu. Istri susunya kecil dicerai-in, ada hadis
cerita begitu. N.J. Dawood (terbitan Penguin)
menterjemahkan QS 78:31 dengan kalimat berikut: As
for the righteous, they shall surely triumph. Theirs
shall be garden and vineyards and high-bosomed maidens
for companions: a truly overflowing cup. Kalo masih
belum puas, lihat sajalah seperti apa itu susu gede
dan sifat huris di QS 78:31, B 4:"468, 469, 476" dan
B 4:"ch 6 (53), 53"
Hubungan sex dengan huris di syurga diceritakan dalam
B 6:402. Di syurga muslim dapet 2 istri (M 4:6793 dan
M 4:6893), Seperti apa itu huris lihat M 4:6793.



(note: Syurga menurut islam itu sangat fisik, jasmani, beda dengan konsepsi Surga menurut Isa atau Nirvana Buddha atau kahyangan dewata Hindu.  ~pemdun)

Agama Penipu dan Metode Tipu Menipu dalam Agama

Dunia sekarang ini sudah biasa dengan hal yang disebut kepuasan konsumen dan kesuksesan sebuah produk: ada janji yang ditawarkan, ada manfaat yang kita nikmati, dan ada harga yang dibayar. Kita menuntut pemberi jasa men-deliver jasanya sesuai yang kita bayar susah payah.
Makam Nabi Muhammad SAW
Tetapi,
Tahukah kita bahwa banyak produk dan pemberi jasa palsu bisa menipu konsumen dengan licik menggunakan kelemahan kodrati manusia dan tidak memenuhi janji mereka? Tipu menipu? Dalam bidang AGAMA?
Mengapa agama?  Agama dan ideologi memegang peringkat teratas soal tipu menipu ini, sebab ini menyangkut wilayah batin manusia, perangkat lunak yang sentral, yang jika dimanipulasi dengan pintar, akan mampu mengendalikan seluruh manusia itu untuk berbuat APAPUN.
Kalau belajar menipu dalam level tertinggi, belajarlah pada agama! Agama adalah lahan subur penipuan. Seratus ajaran berbeda, seratus pendapat, dan seratus penipuan.
Bukankah kita lihat agama-agama yang ada sekarang ini kebanyakan hanya main sandiwara saja tetapi tidak pernah bisa mendeliver bukti yang kita tuntut, bahkan bukti yang pendiri agama itu sendiri janjikan terutama mengenai surga dan neraka tetapi buktinya hanya kuburan!?

Apakah bisa kaya dengan agama ?? Kalau mau kaya, sini kuberitahu kalian: bukan dengan agama, melainkan dengan bisnis: bikinlah perusahaan, jadilah profesional, jadi entrepreneur cari duit dengan cara halal, bukannya berdoa sepanjang hari, menjarah kota orang kafir atau membisniskan agama seperti para pendeta dan ustadz kaya itu.

Bukti lain, janji masuk surga, adakah agama yang paling keras berteriak-teriak di speaker itu bisa membuktikan fakta hidup setelah mati ?? Semua hanya janji, janji, dan janji. Teori., teori dan teori. Ajaran, ajaran dan sekali lagi, ajaran pendapat orang yang ia sendiri belum pernah mati, atau mengutip kata orang yang lenyap setelah mati tidak ada buktinya.

Misterinya, mengapa manusia bisa membela agama meskipun tidak ada buktinya ?? Itulah rahasia cerdik para pembuat agama untuk manipulasi pikiran manusia secara massal. Sebuah kodrat alami manusia yang bisa direkayasa untuk tujuan baik atau jahat. Dan mereka yang jahat sudah melakukan teknik ini selama ribuan tahun sampai hari ini aku akan membukanya di depan kalian ...

Agama adalah bidang yang makan waktu dan tenaga kita sangat banyak. Ada berbagai tatacara, sumbangan, hafalan, sekolah, doa dan pertemuan segala rupa. Janjinya agama juga sangat besar: sukses dunia, sukses akhirat. Kaya dunia, mati masuk surga, itu slogan yang ditawarkan. Lalu kita ikut agama itu, mirip seperti masuk kuliah atau kerja saja, ada sumpahnya, ada bayar biayanya, ada belajarnya, ada kuliahnya, ada tugasnya, ada ujiannya, dan seterusnya.

Lalu, celakanya, kita tidak bisa keluar dari situ, karena permainan pikiran untuk mengendalikan pikiran kita: kita dihipnotis dan diprogram, dan ditanamkan bahwa selain dari agama itu kita akan kena bencana dan kutuk dunia akhirat.

Apa itu semua? Sebuah rahasia.  

Rekayasa Manipulasi Pikiran Bawah Sadar

Pikiran manusia terdiri dari dua : sadar dan bawah sadar.
Sebagian besar perbuatan kita dikendalikan oleh bawah sadar.


lau bawah sadar sudah terisi A, maka yang muncul adalah perbuatan A, tanpa manusia sadari mengapa ia berbuat demikian. 
 
Antara bawah sadar dan  sadar ada batas atau filternya. Kalau orang dihipnotis maka ia diakses bawah sadarnya langsung, sehingga melakukan semua yang disuruhkan.

Kodrat pikiran manusia, seperti layaknya komputer, kalau sudah terprogram, sulit sekali untuk berubah. Program itu kalau sudah begitu, ya dilaksanakan terus. Sama dengan otak manusia. Sekali berhasil diprogram agar percaya, maka ia percaya tanpa tahu mengapa demikian. Bawah sadarnya sudah terprogram, dan itulah sebagian besar waktu yang dihabiskan dalam agama: untuk menanamkan manipulasi dan programming pikiran itu, melalui ketakutan neraka dan nasib buruk, dengan cara menghafal doa dan syahadat-dogma-slogan dalam bahasa asing yang tidak dimengerti dan mengulang tatacara berulang-ulang-ulang dan ulang. Belum lagi ancaman massa, berani berpikir beda, dilempari, dirajam, dikutuk, dibakar rumahnya,  Speaker berteriak keras-keras tiap hari, layaknya propaganda dan indoktrinasi. Teror atau cara paksa adalah cara efektif untuk menembus filter bawah sadar kita, memberi akses pada kekuatan asing menguasai kesadaran kita. Dengan demikian agama itu efektif memprogram fungsi bawah sadar kita sehingga kehilangan akal sehat dan nalar logika berpikir yang wajar. Agama itu mengakses bawah sadar dan menghipnotis kita. Agama itu melakukan fungsi pemrograman bawah sadar kita dengan sangat efektif. Kita jadi robot, kita jadi tidak berakal, tidak sadar diri lagi, kita dikuasai dan diperbudak, diperhamba dan dijajah.

Pertempuran Khaybar

English: The massacre of the Banu Qurayza. Det...
English: The massacre of the Banu Qurayza. Detail from miniature painting The Prophet, Ali, and the Companions at the Massacre of the Prisoners of the Jewish Tribe of Beni Qurayzah, illustration of a 19th century text by Muhammad Rafi Bazil. Manuscript (17 folio 108b) now housed in the British Library. Taken from the cover of The Legacy of Jihad by Andrew Bostom. (Photo credit: Wikipedia)
Inilah cerita pertempuran Khaybar, contoh utama dimana Muhammad menundukkan sebuah kota, dan membunuh para lelaki yang sudah akil balik, diperkirakan ribuan, menawan dan memperbudak anak istri mereka, dan menjarah kota itu.
Apa alasan Muhammad ?? Alasannya menurut para ahli hanya dua: satu, karena ingin meningkatkan pamor, dan kedua, karena ingin jarahan. Itu pendapat para ahli sejarah.

Ternyata tanpa sengaja aku menemukan bukti lain. Ada kesaksian seorang Korea, dia dibawa ke akhirat, lalu ia seperti orang kesurupan, berteriak-teriak, mengaku  ia Muhammad bicara dari alam lain, pengakuan "Muhammad" dari video itu  mengatakan bahwa dirinya (Muhammad) dulu sangat miskin maka ia melakukan dosa. Muhammad tadinya ingin sekali menjadi seperti Isa, lalu kemudian karena ia sangat miskin, ia melakukan "dosa". "Saya sudah berdosa, Jesus,  ampuni saya..." teriaknya menyebut Isa. Dosa yang dimaksud itu tentu diawali oleh ekspedisi bersenjata menyerang kafilah, kemudian berlanjut setelah sukses dengan Khaybar ini, dosanya menggunung kemana-mana, apalagi setelah suku2 lain melihatnya sebagai ancaman serius dan mengangkat senjata melawan dia. Dari ekspedisi kecil akhirnya jadi perang berkali-kali. Tidak beda dengan Hitler, Napoleon, Jenghis Khan, dan yang lain. Muhammad sukses dalam hal ini.
Orang Islam masih membelanya dan mengutip kisah-kisah heroik dalam peperangan, tetapi kita tidak bicara soal pertempuran tetapi bicara soal agama surga dan neraka, jadi ukurannya bukan hebat-hebatan membunuh musuh. Musuh-musuhan itu tidak boleh menurut aturan Isa, sebab itu metodenya setan. Isa Almasih sudah meletakkan dasar hukum pengadilan kiamat melalui ajaran dan kisah hidupnya. Tidak ada makhluk apapun bisa lolos dari hukumnya Isa Almasih,

Misteri Neraka
Lihat juga penelitianku mengenai Misteri Neraka. Benarkah Neraka itu ada? Kalau ada, dimana dan untuk apa? 

Agama Tipu Menipu


Tetapi mengapa orang masih bisa percaya sekalipun ditipu?? Sebuah teknik manipulasi pikiran yang cerdik yang membuat agama sering menjadi lahan subur penipuan. Lihat metodenya di http://duniapemerhati.blogspot.com/2012/08/agama-tipu-menipu.html
--


Ada berapa kali Muhammad memimpin ekspedisi ? Banyak. Di bawah ada daftarnya di Wikipedia, resmi dan bukti sejarah.

Integritas dan Moral Pribadi Muhammad, kasus Maria Qibtiyah


Ini rekonstruksi sejarah Muhammad dengan seorang budaknya yang perlu direnungkan sebagai studi kasus bagaimana integritas moral dan etikanya. Karena awalnya aku tidak percaya, aku cari dari macam-macam sumber dan ketemulah berbagai cerita yang ternyata kitra-kira sama. barulah aku yakin ini cerita ada benarnya, mungkin hampir benar.  
Masalahnya, perlu diingat bahwa akhlak moral ini berdampak pada semua kepercayaan, etika. tatacara dan tradisi yang dilakukan dalam Islam saat ini, bahwa jika Muhammad saja tidak bisa melakukan yang lebih baik sesuai standar HARI ITU di Arab, apalagi sesuai standar moral hari ini, lalu apa jaminan kita melakukan semua sunnah yang ia teladankan??

--
UPDATE
Artikel ini cocok untuk mereka yang mencari dengan tema "cerita seru merkosa pembantu", "zinah dengan pembantu istri", "meniduri pembantu di ranjang istri", "selingkuh dengan pembantu", "perkosaan TKI", "seks dengan budak" atau tema pencarian sejenis lainnya. Kisahnya memang tidak lain tidak kurang adalah demikian.  

Jika ingin mendalami Muhammad, ada web blog bagus dan lengkap siapa itu Muhammad sebenarnya, kunjungi saja http://trulyislam.blogspot.com

Kalau ada yang mau lebih ilmiah, ada di http://wikiislam.net dan sangat ringkas sejarah Muhammad di http://www.thereligionofpeace.com/pages/history.htm
~ pemdun--

Berikut adalah beberapa sumber yang aku kumpulkan tentang kasus budak koptik ini. 

Posted by: jelasnggak on: April 15, 2010
dari http://jelasnggak.wordpress.com/2010/04/15/kisah-zinah-muhammad-dengan-mariya-babunya-hafsah/
Kisah Zinah Muhammad dengan Mariya (babunya Hafsah)

Ulasan Ali Sina:Muhammad dalam banyak hal telah melakukan hal-hal yg tidak saja bertentangan dengan prinsip etika yang diakui secara umum (bahkan dalam masyarakat ketika dia tinggalpun), tapi juga dia bertentangan dengan aturan-aturan yang telah dia tetapkan sendiri. Pada dasarnya dia melakukan apa yg dia suka, dan ketika hal itu mengagetkan para pengikutnya, dia keluarkan ayat dari Allah khayalannya utk membenarkan tindakan2nya dan membuat semua peng-kritiknya menjadi terdiam.

Dengan ayat2 dikantungnya, siapapun yg membisikan kata2 menentang ketidak sopanan Muhammad, akan dituduh menyangkal Owoh dan tentu saja, sebagai penyangkal Owoh situasinya sudah jelas. Hal itu menjadi Faslul-khitab (Akhir dari diskusi). Contoh2nya banyak sekali. Ini salah satunya:


Soal Tahyul, Anjing dan Setan



TAHAYUL ALA NABI

Rasullulah itu alergi pada anjing, apalagi anjing
hitam, karena kata Nabi, itu penjelmaan setan (M
1032). Muslim 3:3809-3829 bilang bunuhlah anjing
hitam (dengan dua titik di atas matanya) karena itulah
iblis. Malaikat (Sahih Bukhari 5:338) tidak mau masuk
rumah yang ada anjing atawa gambar makhluknya. Maka
rumah nabi dipasangi tulisan "ANGEL WELCOME, DOG NO
ENTER", bebas anjing dan gambar atawa patung makhluk
apapun, apalagi kalender artis dangdut. Maka semua
buku pelajaran biologi anak-anak di rumah harus
dibersihkan dari gambar binatang, gambar manusia,
gambar makhluk apapun termasuk gambar cacing, kutu
dll. Makanya semua gambar ornamen dan lukisan islam
nggak ada gambar hewan dan manusia apapun. Sebagian
karena gambar nakutin malaikat, sebagian lagi karena
nabi bilang lukisan itu akan hidup dan menyiksa
pelukisnya! Kalender bergambar manusia apapun di rumah
harus dibakari semua karena memelihara setan di rumah.
Mulai sekarang TV channel National Geographic
dilarang menyiarkan gambar kehidupan binatang.
Apalagi kalau ada barangmu dijilat anjing, harus
dicuci delapan kali dan satu kali pakai debu. Kalau
yang dijilat itu jidat atawa dengkulmu, tau rasa lu --
dicuci delapan kali dengan air dan debu ... Makanya
... menurut sabda Baginda, jangan pelihara atawa jual
anjing!!!


Aturan Makan Minum dan Kesehatan, Memelihara Janggut

Ini bukti lagi betapa sempurnanya syariah Islam itu.
Soal menguap, bersin, cebok, meludah saja diatur.
Giliran sekarang soal makan minum.


(artikel ini kutipan pendapat jangkrik_genggong, komentarku ada di dalam kurung~pemdun)
 
Kalau makan minum, jangan berdiri. Kalau terjadi,
harus dimuntahin. M 3:5017-22 bilang seperti itu. (M
3:"5037, 38") Selain itu, setelah makan jarinya harus
dijilatin, sebab kalau tidak akan dijilatin setan. M
3:5050. Jilatin jari sebab mungkin ada berkah dalam
makanan di situ. makannya pake tangan kanan sebab
iblis makan pake tangan kiri (M 3:"5007, 8, 10").
Tidak usah datang ke pesta kawin di gedongan, karena
dimana-mana kawinan di gedung hanya sedikit
menyediakan kursi. Ntar muntah dimana-mana. Lagipula
dikuatirkan dicemari daging babi (pork itu standar
hotel) atawa dicampur Ajinomoto, itu haram. Yang halal
adalah kuda, kadal, belalang, marmut, dan semua dari
laut termasuk ubur-ubur---Itu semua boleh dimakan.
Tetapi dilarang makan binatang dan burung pemangsa,
babi, dan keledai. Lihat saja kuda dan kadal halal di
Muslim 3:478, 4756, 4801, 4804, 4748-55, 4763-78,
4779-81, 5099, dll. Kalo makan kurma, dihitung ya,
harus ganjil! B 2 73 Nabi makan kurma selalu dalam
jumlah ganjil sebab Alloh suka angka ganjil (M
4:6475).

pertanyaan: Nabi juga menghindari makan bawang putih,
untuk apa? (Petunjuk: Lihat M 3:5099, itu ada
hubungannya dg Jibril).


(Selain takut anjing, Jibril tidak suka bau mulut Muhammad kalau makan bawang putih!! Info dari sumber UFO yang pernah kubaca : alien memang sangat takut ketularan kuman dari manusia dan sangat tidak suka bau manusia, apalagi dengan mayat,  itu sebabnya alien selalu menjaga jarak dalam kontak dengan manusia  ~pemdun) 

Ajaran Soal Nasrani dan Isa Almasih

(kutipan dari jangkrik_genggong apa adanya dalam milis islamkristen. Beberapa aku komentari dalam kurung.  ~ pemdun)

Orang Nasroni itu sesat sejauh-jauhnya, karena mereka

mempertuhankan Isa (M 1:352) dan menyekutukan Alloh.
Nabi mendoain Kresten agar dikutuk karena membangun
gereja dekat kuburan (tuh kan, usilnya islam?, B
1:"426, 427" karena orang yg nyembah di kuburan itu
paling dibenci Alloh B 2:425. Makanya Nabi ingin
sekali menendang orang kresten keluar arab (M 3:4366).
Kalo ketemu kresten jangan kasih salam duluan,
gengsi! (M 3:5389). Bahkan orang kresten akan
dimasukkan neraka agar tempat mereka di syurga bisa
diganti muslim (M 4:6665) (rasain luh kresten, he he
he). Kresten yang menolak Nabi SAW akan masuk neraka
(M 1:284), karena mereka menyembah Isa (M 1:352).


Istri Muhammad ada 21 orang dan sejarahnya satu persatu

Muhammad telah mengawini 21 istri ? Malah ada yang mencantuimkan 31 lebih! Lebih dari perkiraanku semula 11 orang.
Inilah daftar dan riwayat masing-masing:

  1. Khadijah bt.Khuwaylid (Ketika menikah, Khadijah berusia 40 thn, sementara Muhammad 24 thn)
  2. Sawdah bt. Jamah (Muhammad berusia diatas 50 thn)
  3. Aisha bt. Abu Bakr (disunting pada usia 6 thn sementara Muhamad berusia 50 thn, Muhammad menidurinya ketika Aisya berusia 9 thn & Muhammad 53 thn))
  4. Hafsah bt. Umar (Muhammad berusia 55 thn. Hafsah mendapati Muhammad dgn budaknya, Mariyah, di ranjang Hafsah dan Hafsah jadi histeris (lihat catatan kaki 884).
  5. Umm Salamah
  6. Zaynab bt Jahsh (sepupu Muhammad & bekas istri anak angkatnya, Zaid. Muhammad berusia 57 thn, Zaynab tidak jelas)
  7. Juwayriyyah/Juwairiyah (tawanan perang)- Lihat [[1]], [[2]], Muhammad berusia 58 thn sementara Juwayriyyah 20 thn. Ada yg mengatakan 18-19thn.
  8. Umm Habibah bt. Abu Sufyan (Muhammad berusia 59 thn & Habibah 23 thn lebih muda, dan pada tahun yg sama menikahi Safiyyah & Maymunah 
  9. Safiyyah bt. Huyayy (tawanan perang, 17 thn)- Lihat [[3]]
  10. Maymunah bt. Al-Harith (Maymunah 30 thn ketika dinikahi Muhammad)
  11. Sana bt. Asma or Saba bt. Asma. Sana mati sebelum Muhammad sempat menyetubuhinya.
  12. Al-Shama bt. Amr al-Ghifariyaah. Muhammad menceraikannya (ditendang dari ranjang) karena meragukan kenabian Muhammad. (Tabari, vol 9, page 136)
  13. Ghaziyyah bt. Jabir or Umm Sharik. Dia sebelumnya pernah menikah dan punya anak laki bernama Sharik. Dia cantik tapi tidak mau berhubungan seks dalam pernikahan. Muhammad menganggapnya tua (hal. 139); jadi dia mengembalikan Ghaziyyah kembali kpd kaumnya.
  14. Amrah bt. Yazid or Umm Sharik. Dikatakan dia memberikan dirinya sendiri pada Muhammad (33:50). Perkawinan tidak diikuti dengan persetubuhan.
  15. Asma bt. Al-Numan. Dia menderita penyakit kusta, sehingga Muhammad menceraikannya dan memberinya uang ganti rugi.
  16. Zaynab bt. Khuzaymah — juga dikenal sebagai Umm al-Masakin (ibu bagi yang miskin)
  17. Al-Aliyaah bt. Zabyan. Dikisahkan bahwa dia mengintip melalui pintunya untuk melihat orang-orang di mesjid. Maka Muhammad menceraikannya setelah membayarnya uang ganti rugi (lihat catatan kaki 919)
  18. Qutaylah bt. Qays — tapi Muhammad keburu mati sebelum berhasil menyetubuhinya. Qutaylah dan saudara lakinya lalu murtad dari Islam.
  19. Fatimah bt. Shurayh (Sara)
  20. Kawlah bt. Hudhayl
  21. Layla bt. Al-Khatim. Dia menawarkan dirinya pada Muhammad dan Muhammad mengambilnya sebagai istri. Ketika orang banyak mencelanya karena kawin dengan Muhammad, dia lalu minta cerai dan dikabulkan Muhammad. Orang2 pada umumnya mengatakan bahwa Muhammad itu mata keranjang (Tabari, vol.ix, hal.139).
Daftar para wanita yang dilamar Muhammad tapi tidak dikawini

  1. Umm Hani bt. Abi Talid — dia punya anak kecil
  2. Dubbah bt. Amir — terlalu tua
  3. Safiyyah bt. Bashshamah
  4. Umm Habiba bt al-Abbas — yatim piatu
  5. Jamrah bt. Al-Harith — menderita kusta
  6. Khawlah bt. Hakim (tantenya Muhammad)
  7. Amamah bt. Hamzah

Sai Baba
Yahoo Answers:
http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20110311235944AAhpylX&r=w&show_comments=true&pa=FZB6NWHjDG3N56z6v_2xWjjTFSxBBqzTYpbH3i1NtMYy4gXYlVttag--&paid=add_comment#openions


QS 33:50. Hai Nabi, sesungguhnya Kami telah menghalalkan bagimu isteri-isterimu yang telah kamu berikan mas kawinnya dan hamba sahaya yang kamu miliki yang termasuk apa yang kamu peroleh dalam peperangan yang dikaruniakan Allah untukmu, dan (demikian pula) anak-anak perempuan dari saudara laki-laki bapakmu, anak-anak perempuan dari saudara perempuan bapakmu, anak-anak perempuan dari saudara laki-laki ibumu dan anak-anak perempuan dari saudara perempuan ibumu yang turut hijrah bersama kamu dan perempuan mu'min yang menyerahkan dirinya kepada Nabi kalau Nabi mau mengawininya, sebagai pengkhususan bagimu, bukan untuk semua orang mu'min. Sesungguhnya Kami telah mengetahui apa yang Kami wajibkan kepada mereka tentang isteri-isteri mereka dan hamba sahaya yang mereka miliki supaya tidak menjadi kesempitan bagimu. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.


Update:
Dari sumber lain. 
http://muslimhope.com/WhyDidMohammedGetSoManyWives.htm


Mohammed’s Wives

Here is a list of wives of Mohammed by the Muslim scholar Ali Dashti. He probably based much of this on an earlier list in the History of al-Tabari vol.9 p.126-241. It should be mentioned that scholars and Hadiths are not entirely agreed on the wives of Mohammed. For example some hadiths (not Bukhari or Sahih Muslim) mention a couple of wives of Mohammed that he divorced, and these are not shown here. Nonetheless, Ali Dashti’s list, while perhaps not entirely agreed upon as being comprehensive, shows many of the wives. Following this is the evidence from the hadiths, independent of Ali Dashti, for these relationships.
1. Khadija/Khadijah bint Khuwailid/Khywaylid - died first
2. Sauda/Sawda bint Zam’a
3. 'Aisha/Aesha/’A’ishah - 8 to 9 yrs old, 2nd wife
   'Aisha's Slaves
   'Aisha and the Battle of the Camel
4. Omm/’Umm Salama/Salamah
5. Hafsa/Hafsah
6. Zaynab/Zainab of Jahsh
7. Juwairiya/Jowayriya bint Harith (captive)
9. Safiya/Safiyya bint Huyai/Huyayy bint Akhtab (captive)
10. Maymuna/Maimuna of Hareth
11. Fatima/Fatema/Fatimah (briefly)
12. Hend/Hind (widow)
13. Asma of Saba (Sana bint Asma')
14. Zaynab of Khozayma
15. Habla?
16. Divorced Asma of Noman / bint al-Nu’man
¾slaves / concubines ¾
17. Mary the Copt/Christian
18. Rayhana/Raihana/Rayhanah bint Zayd/Zaid
¾uncertain relationship -
19. Divorced Omm Sharik
20. Maymuna/Maimuna (slave girl?)
21. Zaynab/Zainab the third?
22. Khawla / Khawlah
23. Divorced Mulaykah bint Dawud
24. Divorced al-Shanba’ bint ‘Amr
25. Divorced al-‘Aliyyah
26. Divorced ‘Amrah bint Yazid
27. Divorced an Unnamed Woman
28. Qutaylah bint Qays (died right away)
29. Sana bint Sufyan
30. Sharaf bint Khalifah
31. Women of Mohammed’s Right Hand
Mohammed Turned Some Women Down
Some Women Turned Mohammed Down


¾ Ali Dashti missed at least nine possible other wives.

Mohammed married 15 women and consummated his marriages with 13. (al-Tabari vol.9 p.126-127)
Bukhari vol.1 Book 5 ch.25 no.282 p.172-173 said that [at one time] Mohammed had nine wives.
Following is a short description of the hadiths and early Muslim historians say about the wives of Mohammed.
(pronounced ka-DI-ja) bint Khuwailid/Khuwaylid Sahih Muslim vol.4 book 29 no.5971-5972 p.1297 died three years before 'A'isha married Mohammed. She is mentioned in Bukhari vol.5 book 58 no.164,165 p.103.
The full name of Mohammed’s first wife was Khadijah, daughter of Khuwaylid bin Asad bin. ‘Abd al-‘Uzza bin Qusayy. al-Tabari vol.39 p.3
Mohammed was 20-some years old when he married Khadijah, a widow. al-Tabari vol.9 p.127.
‘Aisha says that Khadija took Mohammed to a Christian convert who used to read the Gospels in Arabic. Bukhari vol.4 book 55 ch.17 no.605 p.395
A’isha was jealous of Khadija. "On that, the Prophet remembered the way Khadija used to ask permission, and that upset him. He said, ‘O Allah! Hala!’ So I [A’isha] became jealous and said, ‘What makes you remember an old woman amongst the old women of Quraish an old woman (with a teethless mouth) of red gums who died long ago, and in whose place Allah has given you somebody better than her?’" Bukhari vol.5 book 58 no.168 p.105
Sahih Muslim vol.2 book 8 no.3451 p.747; Bukhari vol.3 book 34 ch.4 no.269 p.154; vol.3 no.853 p.29; Sahih Muslim vol.2 book 7 no.2958 p.651; Sahih Muslim vol.2 footnote 1918 p.748 says that probably ‘Aisha was married to Mohammed before Sauda, but ‘Aisha did not enter Mohammed’s house until after Sauda was married to Mohammed.
There is disagreement about whether Mohammed consummated the marriage with Sauda or A’isha next, but al-Tabari vol.9 p.128-129 says it was Sauda.
Sauda’s ex-husband, al-Sakran b. ‘Amr b. ‘Abd Shams became a Christian in Abyssinia and died there. al-Tabari vol.9 p.128
Physically, ‘Aisha called Sauda "a fat huge lady". Bukhari vol.6 book 60 ch.241 no.318 p.300
When Sauda was old she was afraid Mohammed would divorce her, so she gave her turn to ‘A’isha. Abu Dawud vol.2 no.2130 p.572
Sauda is also mentioned in al-Tabari vol.39 p.169.
A’isha was Abu Bakr’s daughter. Her moth was named Umm Ruman according to al-Tabari vol.9 p.129. She married Mohammed when she was (six) 6 years old, went to his house when (nine) 9. Bukhari vol.7 book 62 ch.60 no.88 p.65; Sahih Muslim vol.2 book 8 no.3309,3310,3311 p.715,716
Contrary to this marriage being important for political reasons, Abu Bakr was the first convert to Islam.
This wife of Mohammed is mentioned in many places, including Sahih Muslim vol.1 book 4 no.1694 p.372; Abu Dawud vol.1 no.1176 p.305; vol.1 no.1268 p.335; vol.1 no.1330 p.350; Abu Dawud vol.1 no.1336 p.351; vol.1 no.1419 p.373; vol.2 no.2382 p.654.
‘Aisha played with dolls while Mohammed was present. Sahih Muslim vol.4 book 29 no.5981 p.1299
‘Aisha was 6 (or 7) years old when she was married, and the marriage was consummated when she was nine years old. al-Tabari vol.9 p.130,131
A’isha was married when she was six years old, and nine when she went to Mohammed’s house. Ibn-i-Majah vol.3 no.1876 p.133
A’isha was seven years old when she married, nine years old when she lived with Mohammed, and 18 years old when he died. (not Sahih) Ibn-i-Majah vol.3 no.1877 p.134
A rationale trying to explain why Mohammed married such a young girl is given in Sahih Muslim vol.2 footnote 1859 p.715. It says that "it was some exceptional circumstances that Hadrat ‘A’isha was married to the Prophet… The second point to be noted is that Islam has laid down no age limit for puberty for it varies with countries and races due to the climate, hereditary, physical and social conditions." They also mention support from the disreputable Kinsey report on Sexual Behaviour in the Human Female.
Mohammed himself once deliberately struck ‘Aisha "on the chest which caused me pain", according to Sahih Muslim vol.2 book 4 ch.352 no.2127 p.462.
There was other discord too. One incident, started by A’isha was so bad, Mohammed kept away from his wives for a month 29 days) Ibn-i-Majah vol.3 no.2060 p.241. Ibn-i-Majah vol.3 no.2063 p.243. This is the context of Sura 50:1.
‘A’isha had at least one servant who cooked for her during the time of the delegation from Banu’l Muntafiq. Abu Dawud vol.1 no.142 p.34
A’isha had a male Muslim slave she later freed named Abu Yunus. Sunan Nasa’i vol.1 no.475 p.340
A’isha had a slave girl. Abu Dawud vol.1 no.371 p.96
Barirah was a female slave of A’isha’s, whom she later freed. Abu Dawud vol.2 no.2223 and footnote 1548 p.601
A’isha was quick-tempered too, striking the hand of a servant and breaking a bowl of food from another wife for Mohammed. Abu Dawud vol.2 no.3560-3561 p.1011
‘A’isha had a strong, loud voice. al-Tabari vol.17 p.65
‘Aisha reluctantly freed many slaves due to a broken vow. "He [Ibn Az-Subair] sent her [‘Aisha] ten slaves whom she manumitted [freed] as an expiation for (not keeping) her vow. ‘Aisha manumitted more slaves for the same purpose till she manumitted forty slaves. She said, ‘I wish I had specified what I would have done in case of not fulfilling my vow when I made the vow, so that I might have done it easily.’"(1) Footnote (1) says, "‘Aisha did not specify what she would do if she did not keep her promise, this is why she manumitted so many slaves so that she might feel at ease as to the adequacy of her expiation." Bukhari vol.4 book 56 ch.2 no.708 p.465.
Just how many slaves did ‘Aisha have? Or how much money did she have to buy forty slaves? The hadiths do not say. The only two clue I have found are
1) Mohammed’s wives could command for tents to be set up. Ibn-i-Majah vol.3 no.1771 p.67.
2) One-fifth of the war booty went to the Muslim treasury, and Mohammed could take of that for he and his wives. Sahih Muslim vol.2 no.2347,2348; vol.2 footnote 1463 p.519; Bukhari vol.4 book 51 ch.80 no.153 p.99; vol.6 book 60 ch.297 no.407 p.379
‘Aisha originally supported those who wanted to kill ‘Uthman. She claimed ‘Uthman became a disbeliever. However, after ‘Uthman’s murder she changed her mind and wanted to avenge ‘Uthman’s killers. Another Muslim called her to task for that. al-Tabari vol.17 p.52-53
After this, Mu’awiyah had Mohammed bin Abu Bakr executed for murdering ‘Uthman, then put his body in the carcass of a donkey, and then burned the donkey in 38 A.H.. A’isha mourned her half-brother greatly and made extra prayers for him. al-Tabari vol.17 p.158
‘Umm Salama bint Abi Umayyah (discussing intimate things with the apostle) Sahih Muslim vol.2 no.2455 p.540
Umm Salamah’s real name was Hind bint Abi Umayyah bin al-Mughirah bin ‘Abdallah bin ‘Umar bin Makhzum. al-Tabari vol.9; p.133; vol.39 p.175.
Um/Umm Salaim/Salama (not said to be a wife) Sahih Muslim vol.2 no.2992 p.656; vol.2 no.3445 p.746; wife Bukhari vol.4 book 53 ch.4 no.333 p.216; Bukhari vol.7 book 62 ch.34 no.56 p.40. Ibn-i-Majah vol.2 no.1634 p.473; Abu Dawud vol.1 no.383 p.99. Mohammed was married to Umm Salama, widow of Abu Salama (died 4 A.H. in Abyssinia). Al-Tabari vol.39 p.175. Umm Salama died when in 59 H. when she was 84 years old. Sahih Muslim vol.2 footnote 1218 p.435. Umm Salama was pregnant when Mohammed married her, and her daughter was Zainab bint Abu Salama (Sahih Muslim vol.2 no. 3539-3544 p.776-777. (This is the same girl as Zainab bint Umm Salama)
This wife of Mohammed is mentioned in Abu Dawud vol.1 no.274 p.68; vol.3 no.4742 p.1332; vol.2 no.2382 p.654; Sunan Nasa’i vol.1 no.240 p.228; Ibn-i-Majah vol.3 no.1779 p.72; al-Tabari vol.17 p.207; al-Tabari vol.39 p.80
‘Umm Salamah had a son before she married Mohammed. Her son went with A’isha, al-Zubayr, and Talhah. al-Tabari vol.17 p.42
Clients of Umm Salamah were Nabhan (=Abu Yahya) and Ma’in bin Ujayl(=Abu Qudamah) al-Tabari vol.39 p.320
The daughter of ‘Umar bin Khattab is mentioned in Sahih Muslim vol.2 no.2642 p.576; vol.2 no.2833 p.625; vol.2 no.3497 p.761; Abu Dawud vol.2 no.2448 p.675; vol.3 no.5027 p.1402. She was the daughter of ‘Umar bin al-Khattab. She was the 18-year old widow of Khunais when she married Mohamed in 625 A.D. She was born in 607 A.D., and died either 647/648, 661/662, or 665 A.D. She is also mentioned as a wife in Ibn-i-Majah vol.3 no.2086 p.258
After Hafsa’s husband died of wounds received at Uhud, Hafsa’s father thought of her marrying ‘Uthman, but ‘Uthman declined because he knew Mohammed wanted to marry her. They married in 3 A.H. She was four years older than ‘A’isha. Sunan Nasa’i vol.1 #32 p.117. Thus Mohammed did not marry her just to provide for her. Rather he married someone who otherwise would have been married to someone else.
‘Umar told his daughter Hafsa not to be misled by ‘Aisha who is proud of her beauty and Mohammed’s love for her. Bukhari vol.7 book 62 ch.106 no.145 p.108. Hafsa said to ‘Aisha "I have never received any good from you!" Bukhari vol.9 book 92 ch.5 no.406 p.299-300
‘Umar said Mohammed divorced Hafsah (revocable divorce) and then took her back. Abu Dawud vol.2 no.2276 p.619. According to Ibn Ishaq, Mohammed divorced Hafsa but then took her back. al-Tabari vol.9 footnote 884 p.131.
"Yahya … from Malik from Muhammad ibn Abd ar-Rahman …that he heard that Hafsa … killed one of her slave-girls who had used sorcery against her. She was a mudabbara. Hafsa gave the order, and she was killed." Muwatta Malik 42.19.14
Hafsa ordered killed on of her slave girls that had used sorcery against her. Muwatta Malik 43.19.4
Hafsa, wife of Mohammed, died when she was 60 years old. al-Tabari vol.39 p.174
Sahih Muslim vol.2 no.2347 p.519; vol.2 no.3330 p.723,724; vol.2 no.3332 p.725; vol.2 no.3494 p.760. Bukhari vol.3 book 33 ch.6 no.249 p.138; vol.3 no.829 p.512; vol.4 no.6883 p.1493; Zainab's original name was "Barrah", but Mohammed changed it to Zainab Bukhari vol.8 book 72 ch.108 no.212 p.137; Abu Dawud vol.3 no.4935 p.1377-1378. Abu Dawud vol.1 no.1498 says Juwairyiha’s name used to be Barrah.
Sura 33:36-38 in the Qur’an says, "It is not for any believer, man or woman, when God and His Messenger have decreed a matter, to have the choice in the affair. Whosoever disobeys Allah and His Messenger has gone astray into manifest error. When you said to him whom Allah had blessed and you had favoured, ‘Keep your wife to yourself, and fear Allah,’ and you were concealing within yourself what Allah should reveal, fearing other men; and Allah has better right for you to fear him. So when Zaid had accomplished what he would of her, then We gave her in marriage to you, so that there should not be any fault in the believers, touching the wives of their adopted sons, when they have accomplished what they would of them; and Allah’s commandment must be performed. There is no fault in the prophet, touching what Allah had ordained for him."
Zainab bint Jahsh was married to Mohammed’s adopted son, until Mohammed spoke the Sura that she was to divorce his son and marry Mohammed. Zainab "used to boast before the other wives of the Prophet and used to say, ‘Allah married me (to the Prophet) in the Heavens.’" Bukhari vol.9 book 93 ch.22 no.517 p.382. Also vol.9 book 92 ch.22 no.516,518 p.381-383; al-Tabari vol.9 p.133. In other words, in the eternally existing uncreated Qur’an in heaven, Zainab’s marriage was mentioned.
"One day Muhammad went out looking for Zaid (Mohammed's adopted son). Now there was a covering of hair cloth over the doorway, but the wind had lifted the covering so that the doorway was uncovered. Zaynab was in her chamber, undressed, and admiration for her entered the heart of the Prophet". (The History of al-Tabari, vol. 8, p. 4)
Narrated by Yunis, narrated by Ibn Wahab, narrated by Ibn Zaid who said, "The prophet -pbuh- had married Zaid son of Haritha to his cousin Zainab daughter of Jahsh. One day the prophet -pbuh- went seeking Zaid in his house, whose door had a curtain made of hair. The wind blew the curtain and the prophet saw Zainab in her room unclothed and he admired her in his heart. When Zainab realized that the prophet desired her SHE BEGAN TO HATE ZAID. English translation of al-Tabari's Arabic Commentary on Sura 33:37:
Zainab of Jahsh had a brother who died before her. Abu Dawud vol.2 no.2292 p.624
Alleged statement that Zaid first divorced his wife Zainab just so that Mohammed might marry her. al-Tabari vol.39 p.180-182
Zainab bint Jahsh died when she was 53 years old. al-Tabari vol.39 p.182
Zainab (unspecified) Sahih Muslim vol.2 no.2641,2642 p.575,576.
Zainab bint Jahsh should not be confused with Zainab who was Abu Sa’id al-Khudri’s wife. Ibn-i-Majah vol.3 no.2031 p.223
Zainab [verbally] abused A’ishah, so Mohammed told A’ishah to abuse her. "…The Apostle of Allah (may peace be upon him) came upon me [A’ishah] while Zainab daughter of Jahsh was with us. He began to do something with his hand. I signaled to him until I made him understand about her. So he stopped. Zainab came on and began to abuse ‘A’ishah. She prevented her, but she did not stop. So he (the Prophet) said to ‘A’ishah : Abuse her. Then she abused her and dominated her. Zainab then went to ‘Ali and said : ‘A’ishah abused you and did (such and such). Then Fatimah came (to the Prophet) and he said to her : She is favourite of your father, by the Lord of the Ka’bah! She then returned and said to them : I said to him such and such, and he said to me such and such. Then ‘Ali came to the Prophet (may peace be upon him) and spoke to him about that." Abu Dawud vol.3 no.4880 p.1364-1365
In the Bible Malachi vol.2 no.16 says that God hates divorce.
Juwairiya bint Harith/al-Harith was a captive. Bukhari vol.3 book 46 ch.13 no.717 p.431-432. Sahih Muslim vol.2 no.2349 p.520 says that Mohammed attacked the Bani Mustaliq tribe without any warning while they were heedlessly grazing their cattle. Juwairiya was a daughter of the chief. Sahih Muslim vol.3 no.4292 p.942 and Abu Dawud vol.2 no.227 p.728 and al-Tabari vol.39 p.182-183 also say Juwairiya/Juwairiyyah was captured in a raid on the Banu Mustaliq tribe. She had been married to Musafi’ bin Safwan, who was killed in battle.
Mohammed’s wife Jawairyiyah used to be named Barrah. Abu Dawud vol.1 no.1498 p.392. However, Bukhari vol.8 book 72 ch.107 no.212 p.137; Abu Dawud vol.3 no.4935 p.1377-1378 say Zainab’s name used to be Barrah.
Juwayriyyah bint al-Harith bin Abi Birar bin Habib, great grandson of Jadhimah al-Mustaliq of the Khuza’ah group, was taken as booty when Muslims raided the al-Mustaliq tribe. Her husband, Musafi’ bin Safwan Dhu al-Shuir bin Abi Asrb bin Malik bin Jadhimah was killed in the battle. She was a prisoner of war who agreed to marry Mohammed. al-Tabari vol.39 p.182-183; al-Tabari vol.9 p.133.
Juwayriyyah was captured at the Battle of al-Muraysi [against the Banu Mustaliq]. al-Tabari vol.39 p.183
Juwayriyya married Mohammed when she was 20 years old. al-Tabari vol.39 p.184
Umm Habiba was the daughter of Abu Sufyan al-Tabari vol.9 p.133; Sahih Muslim vol.2 no.3413 p.739; vol.2 no.2963 p.652; Sahih Muslim vol.2 no.1581 p.352; vol.2 no.3539 p.776 Ibn-i-Majah vol.5 no.3974 p.302; al-Tabari vol.17 p.88
Umm Habiba was 23 years younger than Mohammed. Sunan Nasa’i vol.1 #60 p.127
Umm Habiba and her first husband ‘Ubaydallah were Muslims who went to Abyssinia. ’Ubaydallah converted to Christianity. al-Tabari vol.39 p.177
Mention of Zainab bint Jahsh. al-Tabari vol.39 p.180-182
Umm Habiba, wife of Mohammed should not be confused with another woman was also named Umm Habiba. She was the daughter of Jahsh, wife of ‘Abd al-Rahman and sister-in-law of Mohammed, since Zainab of Jahsh was his wife. Abu Dawud vol.1 no.288 p.73
Safiya bint Huyai/Huyayy was a captive Mohammed married after slaughtering her father, brother, husband and the men at Khaibar, according to Bukhari vol.2 book 14 ch.5 no.68 p.35; vol.4 book 52 ch.74 no.143 p.92; vol.4 book 52 ch.168 no.280 p.175 and al-Tabari vol.39 p.185.
Safiyah’s husband was named Sallam bin Mishkam bin al-Hakam bin Harithah bin al-Khazraj bin Ka’b bin Khazraj. al-Tabari vol.9 p.134-135.
Safiyyah was called Safi, for the first share of the booty, which went to Mohammed. Abu Dawud vol.2 no.2988 p.848; Abu Dawud vol.2 no.2985-2989 and footnote 2406 p.846-849
Safiyya was purchased by Mohammed for seven slaves. Ibn-i-Majah vol.3 no.2272 p.357. She was 17 when Mohammed married her. al-Tabari vol.39 p.184
Mohammed felt kindness toward Safiyya. "If Safiyyah were not grieved, I would have left him [her husband whom Mohammed executed] until the birds and beasts of prey would have eaten him, and he would have been resurrected from their bellies." Abu Dawud vol.2 no.3130-3131 p.893
Physically, Safiyyah was short. Abu Dawud vol.3 no.4857 p.1359
There was discord between wives. Zainab did not want to loan a camel to Safiyya when Mohammed asked her to. Zainab called Safiyya a "Jewess" Abu Dawud vol.3 no.4588 p.1293
Mohammed had nine wives at one time, including Safiyya bint Huyayy, and later he did not give her a "turn". Sahih Muslim vol.2 no.3455-3456 p.749
This wife of Mohammed is also mentioned in Sahih Muslim vol.2 no.3325; vol.2 no.2783 p.605; vol.2 no.3118 p.678; vol.2 no.3497 p.761; Bukhari vol.3 book 33 ch.8-13 no.251-255 p.139-143; vol.2 book 21 ch.22 no.255 p.143; Ibn-i-Majah vol.3 no.1779 p.72; Abu Dawud vol.2 no.2464 p.681; al-Tabari vol.39 p.169
Safiya bint Abi 'Ubaid Mohammed’s wife in Bukhari vol.4 book 52 ch.136 no.244 p.151 is probably the same person.
Sahih Muslim vol.1 no.1671,1674,1675 p.368-369; vol.2 no.1672 p.369.
Mohammed married Maymunah bt. Al-Harith in 7 A.H. while Mohammed was in a state of ritual purity on the journey to Mecca. al-Tabari vol.8 p.136; al-Tabari vol.9 p.135
Maymuna had been divorced once, and widowed before marrying Mohammed. al-Tabari vol.39 p.185. Maymuna was 80/81 when she died. al-Tabari vol.39 p.186
Maimuna was 30 years old when the 53-year old Mohammed married her. Mohammed died four years later. Sunan Nasa’i vol.1 #43 p.120
Mainuma bint al-Harith had a slave girl. She asked Mohammed if she could free her, and Mohammed said instead to give her to Maimuna’s sister to take care of her. Muwatta’ Malik 54.4.9
Maimuna, Mohammed’s wife, screened Mohammed Bukhari vol.1 book 5 ch.22 no.279 p.170-171. People were screened when they bathed or went to the bathroom. Nothing was wrong with that though, for she was his wife.
‘Ata bin Yasar was a man who was a client of Maymunah. al-Tabari vol.39 p.317
Slaves: Maimuna’s freed slave girl was given a sheep, which later died. Ibn-i-Majah vol.5 no.3610 p.93
This wife of Mohammed is also mentioned in: Ibn-i-Majah vol.3 no.2408 p.435; Sunan Nasa’i vol.1 no.809 p.492; vol.2 no.1124 p.108; Abu Dawud vol.1 no.1351 p.356; vol.1 no.1359,1360,1362 p.357; Sunan Nasa’i vol.1 no.243 p.229.
Fatima was mentioned by ‘Ali Dashti. al-Tabari vol.9 p.39 states that Mohammed briefly married Fatimah bint al-Dahhak bin Sufyan (also called al-Kilabiyyah).
Mohammed married Fatimah bint Shurayh/Sara’. al-Tabari vol.9 p.139. It is unclear if Shuray and al-Dahhak were two different people, making this two Fatimas, or they were alternate names for the same father.
Mention of Fatimah bin al-Dahhabi, Aliya bint Zahyah, Sana bint Sufyan al-Tabari vol.39 p.186
Mohammed consummated his marriage with "the Kilabiyyah" (i.e. from the Kilabi tribe). This would be Fatimah bint al-Dahhak bin Sufyan or ‘Aliyah bint Zabyan bin ‘Amr bin ‘Awf or Sana bint Sufyan bin ‘Awf. al-Tabari vol.39 p.187
Fatima, Mohammed’s daughter is different
The following could be Mohammed’s wife, but was probably his daughter. In the year of the conquest of Mecca, Fatima screened Mohammed. Ibn-i-Majah vol.1 no.465 p.255 and Sunan Nasa’i vol.1 no.228 p.224; vol.1 no.417 p.307
A Fatima screened Mohammed while he was bathing in Bukhari vol.1 book 5 ch.22 no.278 p.170-171. However, Mohammed was taking a bath and was screened by his daughter Fatima in Bukhari vol.4 book 53 ch.29 no.396 p.263. Fatima was Mohammed's daughter and the wife of 'Ali in Bukhari vol.3 book 34 chg.29 no.302 p.171; Bukhari vol.4 book 53 ch.1 no.325 p.208.
Mohammed did not want ‘Ali to marry anyone else besides his daughter Fatima. Ibn-i-Majah vol.3 no.1998-1999 p.202-204. However, ‘Ali later had a captive slave girl, the daughter of Rab’iah, who bore him a daughter name Umm Ruqayyah. al-Tabari vol.11 p.66.
Wanted a slave: While Mohammed gave many slaves to A’isha, Fatima thought she got a bad deal. Mohammed’s daughter Fatima complained to Mohammed about her using the grinding stone and asked for a slave (prisoner of war). Mohammed did not give her one, but he said he gave her something better. He told her to say glory be to Allah 33 times, Praise be to Allah 34 times, and Allah is most great 34 times. Abu Dawud vol.3 no.5044-5045 p.1405
Hend/Hind was formerly married to Abu Sufyan, who was a very stingy man, according to Sahih Muslim vol.3 no.4251-4254 p.928-929.
Mohammed married al-Nashat bint Rifa’ah of the Banu Kilab bin Rabi’ah, allies of the Qurayzah. Some called her Sana bint Asma’ bin al-Salt al-Sulamiyyah; while others say Sana bint Asma’ bin al-Salt of the Banu Harm. However, she died before the Prophet consummated his marriage with her. She was also called Sana. al-Tabari vol.9 p.135-136. al-Tabari vol.39 p.166 says the same thing about Sana bint al-Salt.
This Zainab belonged to the tribe of Banu Hilal. She was divorced from a Muslim named Tufayl, then married his brother ‘Ubaydah, who was killed at Badr. Then she married Mohammed. She was born 595 A.D. and died in 626 A.D. at 31. See al-Tabari vol.7 p.150 footnotes 215,216 and al-Tabari vol.39 p.163-164 for more info.
al-Tabari vol.9 p.138 also says she died while Mohammed was alive.
Mohammed married Zainab bint Khuzaima, but she died before he did. Sunan Nasa’i vol.1 #64 p.129
Habla is on Ali Dashti’s list, but I have not been able to independently verify this.
Asma bint Noman, or Asma bint al-Nu’man bin Abi Al-Jawn, of the Kindah tribe, was married to Mohammed, but the marriage was never consummated. al-Tabari vol.10 p.185 and footnote 1131 p.185.
Daughter of Al-Jaun / Jahal was married very briefly to Mohammed. Bukhari vol.7 book 63 no.181 p.131,132
On the other hand, al-Tabari vol.10 p.190 says that Al-Nu’man al-Jawn offered his daughter to Mohammed, but Mohammed declined. Perhaps "declined" means Mohammed divorced her before ever sleeping with her.
Mohammed married Asma bint al-Nu’man bin al-Aswad bin Sharahil. However, she had leprosy, so Mohammed gave her money and divorced her. al-Tabari vol.9 p.137. Why would he do that to a woman he loved?
‘Asma bint al-Nu’man was a widow Mohammed married Either Hafsa or A’isha tricked ‘Asma by telling her Mohammed would be pleased if she said she took refuge in Allah from Mohammed. al-Tabari vol.39 p.188-190
Brief mention of ‘Asma bint Nu’man in al-Tabari vol.39 p.190.
Mohammed divorced one woman Mohammed because she took refuge in Allah from Mohammed. He divorced another because she had leprosy. There is some mixup of which name is with which case in al-Tabari vol.39 p.187.
Mary was a wife [concubine] of Mohammed’s according to al-Tabari vol.9 p.141; Sahih Muslim vol.4 footnote 2835. p.1351;. Mary the Copt gave birth to Mohammed’s son Ibrahim in al-Tabari vol.9 p.39. He died when he was two years old. The Muslim emissary Hatib b. Abi Balta’ah returned from al-Muqawqis [Egypt] with Mariya [Mary the Copt], her sister Sirin, a female mule, sets of garments, and a eunuch. Hatib invited them to become Muslims, and the two women did so [according to Tabari]. Mariyah was beautiful, and Mohammed sent her sister Sirin to Hassan b. Thabit. Sirin and Hassan were the parents of ‘Abd al-Rahman b. Hassan. al-Tabari vol.8 p.66,131.
A Muslim might say Mohammed had to marry her because she was a gift from Egypt, but her sister Sirin was also a gift, and he did not marry Sirin. Mary was a gift from the governor of Alexandria. al-Tabari vol.39 p.193
It was claimed that Mary became a Muslim, but Mohammed still kept her as a slave rather than a regular wife. al-Tabari vol.39 p.194
Mohammed "had intercourse with her [Mary] by virtue of her being his property." al-Tabari vol.39 p.194. Footnote 845 explains, "That is, Mariyah was ordered to veil herself as did the Prophet’s wives, but he did not marry her."
Mary the Copt died in 637/638 A.D. al-Tabari vol.39 p.22
Rayhana was a Jewish captive from the Quraiza tribe. Mohammed offered to make her a wife instead of a slave, but she decline and remained Jewish according to al-Tabari vol.8 p.39. See also al-Tabari vol.9 p.137,141. However, the source in al-Tabari vol.39 p.164-165 says Mohammed set her free and then married her.
Mohammed had two concubines: Mariya bint Sham’un the Copt, and Rayhanah bint Zayd al-Quraziyyah of the Banu al-Nadir. al-Tabari vol.9 p.141. Mariya was an um walid of Mohammed according to al-Tabari vol.13 p.58.
Omm/Umm Sharik is the same person as Ghaziyyah bint Jabir in al-Tabari vol.9 p.139. She was called "Umm Sharik" because she was the mother of a son named Sharik by a previous marriage.
"When the Prophet went to her he found her to be an old woman, so he divorced her." al-Tabari vol.9 p.139. However footnote 922 says Ibn Sa’d in Tabaqat, 8 p.110-112 "gives a different account and lists her among the women to whom the Prophet proposed but did not marry. It was she who gave herself to the Prophet and the Qur’anic verse 33:50 refers to her."
Maimuna was a woman who offered herself to Mohammed according to Sahih Muslim vol.2 footnote 1919. It could be the same Maimuna as 10, or a different one. Married in 7 .H.
An unnamed woman said she gave herself to Mohammed as a wife. Mohammed did not accept her, but gave her to a poor Muslim. The only thing the poor Muslim could give as a dowry is his memorization of a sura of the Qur’an. Muwatta’ Malik 28.3.8
Ali Dashti lists this wife, but I have not found independent evidence of this.
It is said that Mohammed married Khawlah bint al-Hudayl. al-Tabari vol.9 p.139. She was a wife of Mohammed’s according to al-Tabari vol.39 p.166
Mohammed married (married is the word in the text) Mulaykah bint Dawud al-Laythiyyah, but when she was told that Mohammed was the one who had her father killed, she took refuge in Allah from Mohammed. So Mohammed separated from her. al-Tabari vol.8 p.189. The same thing is told of Mulaykah bint Ka’b (who is likely the same person) in al-Tabari vol.39 p.165
Mulaykah bint Ka’b was married very briefly to Mohammed. A’isha asked her if she wanted to marry the man who killed her husband. She "took refuge in God" from Mohammed, so Mohammed divorced her. al-Tabari vol.39 p.165
Mohammed married al-Shanba’ bint ‘Amr al-Ghifariyyah; her people were allies of the banu Qurayza. When Ibrahim died, she said that if he were a true prophet his son would not have died. Mohammed divorced her before consummating his marriage with her. al-Tabari vol.9 p.136
Mohammed stayed a while with ‘Aliyyah bint Zabyan bin ‘Amr bin ‘Awf bin Ka’b, then divorced her. al-Tabari vol.39 p.188
Mohammed married al-‘Aliyyah, but then divorced her. She died while Mohammed was still alive al-Tabari vol.9 p.138.
Mohammed divorced ‘Amrah bint Yazid because she had leprosy. al-Tabari vol.39 p.188
Mohammed married ‘Amrah bint Yazid (no mention of divorce) al-Tabari vol.9 p.139.
Mohammed divorced ‘Amra. Ibn-i-Majah vol.3 no.2054 p.233 vol.3 no.2030 p.226 (daif [weak], not Sahih)
Mohammed divorced a woman because she had leprosy. al-Tabari vol.39 p.187
Mohammed divorced an unnamed woman because she would peek at those leaving the mosque. al-Tabari vol.39 p.187
Mohammed married Qutaylah bint Qays but she died before they consummated the marriage. Curiously, it also says he and her brother apostacized form Islam. So she must have apostacized after the marriage and before her death perhaps? al-Tabari vol.9 p.138-139.
Mention of Mohammed’s brief marriage with Sana bint Sufyan. al-Tabari vol.39 p.188
Mohammed married Sharaf bint Khalifah, sister of Dihyah bin Lhalifah al-Kalbi, but she died while Mohammed was still alive. al-Tabari vol.9 p.138
"…abstain from sex, except with those joined to them in the marriage bond, or (the captives) whom their right hands possess - for (in their case) they are free from blame," Sura 23:5-6. See also Sura 4:24
"He [Mohammed] replied, ‘Conceal your private parts except from your wife and from whom your right hands possess (slave-girls).’" Abu Dawud vol.3 no.4006 p.1123
Abu Dawud vol.3 no.4443-4445 p.1244 shows that having sex with a slave-girl a man owns is fine, but a man will be flogged for having sex with his wife’s slave-girl.
As was typical of wealthy Arab men, Mohammed apparently had need of a few slave girls too. See Bukhari vol.7 book 64 ch.6 no.274 p.210.
Salmah for was a maid-servant of Mohammed. Abu Dawud vol.3 no.3849 p.1084
Maimuna was the freed slave girl of Mohammed. Ibn-i-Majah vol.3 no.2531 p.514; Abu Dawud vol.1 no.457 p.118
Mohammed briefly had a "very beautiful" captive before he gave her to Mahmiyah b. Jaz’ al-Zubaydi. al-Tabari vol.8 p.151
One of the slave girls belonging to Mohammed house committed fornication with someone else. It is the "someone else" part that was a problem. Abu Dawud vol.3 no.4458 p.1249
Mohammed called a black slave-girl to come and conceal Abu Dharr behind a curtain while he was taking a bath. Abu Dawud vol.1 no.332 p.87
Mention Umm Ayman (=Barakah), a client (slave-girl) of the prophet. al-Tabari vol.39 p.287
Mohammed definitely had a sense of humor. Umm Ayman, the Prophet’s client [i.e. slave whom it was lawful for him to spend the night with]. According to al-Husayn … Umm Ayman: [One] night the Prophet got up and urinated in the corner of the house into an earthenware vessel. During the night I got up, and being thirsty, I drank what was in the vessel, not noticing [anything]. When the Prophet got up in the morning he said ‘O Umm Ayman, take that earthenware vessel and pour away its content.’ I said ‘By God, I drank what was in it.’ The Prophet laughed until his molar teeth showed, then said ‘After this you will never have a bellyache.’" al-Tabari vol.39 p.199
In general, Abu Dawud vol.3 no.4443-4445 p.1244 teaches that having sex with a slave-girl a man owns is OK, but a man will be flogged for having sex with his wife’s slave-girl.
But, having sex with a wife’s slave girl is OK if the wife made her lawful for him. Note that he did not have to be married to the slave girl. Ibn-i-Majah vol.4 no.2551 p.12
A’isha felt jealous of the women who offered themselves to Mohammed [as wives]. Sahih Muslim vol.2 no.3453 p.748. But it was OK that a woman offered herself to Mohammed. Ibn-i-Majah vol.3 no.2000-2001 p.304-305
Some thought Mohammed married al-Ash’ath, but al-Tabari says that is false according to al-Tabari vol.39 p.190i. (Overall, al-Tabari did a masterful job of trying to keep up with all of Mohammed’s women.)
Mohammed asked to marry Ghaziyyah on account of her beauty, but she declined. Tabari claims she was in a state of infidelity but provides no evidence. al-Tabari vol.9 p.136. There is no evidence she was unfaithful and Mohammed was lax in not punishing her, or that she was and Mohammed punished her.
Layla clapped Mohammed’s shoulder from behind and asked him to marry her. Mohammed accepted. Layla’s people said, "’What a bad thing you have done! You are a self-respecting woman, but the Prophet is a womanizer. Seek an annulment from him.’ She went back to the Prophet and asked him to revoke the marriage and he complied with [her request]." al-Tabari vol.9 p.139
From to al-Tabari vol.9 p.140-141, Mohammed proposed marriage to, but ended up not marrying:
1) Umm Hani’ bin Abi Talib [Hind] because she said she was with child.
2) Duba’ah bint ‘Amir but she was too old.
3) Reportedly he proposed to Saffiyah bint Bashshamah, a captive. She was allowed to choose between Mohammed and her husband, and she chose her husband.
4) Umm Habib bint al-‘Abbas but since al-‘Abbas was his foster brother so it would not have been lawful so Mohammed backed out.
5) Jamrah bint Al-Harith. Her father falsely claimed she was suffering from something. When he returned, he found that she had already been afflicted with leprosy.
It is inconsistent on whether Umm Hani’ became a Muslim before or after Mohammed asked her to marry him. al-Tabari vol.39 p.197 and footnote 857 p.197

Bahaya Latent Ajaran Agama: Islamis Nigeria membunuh dan terus membunuh

AFP: Nigeria denies Islamists caused funeral carnage
Islam Nigeria Boko Haram sudah membunuh banyak sekali orang dengan kejam...Mengapa orang Islam bisa demikian kejam membunuhi orang?? Jawabnya sederhana.

UPDATE 29 Desember 2012
Orang Islam menyerang sebuah desa Nigeria dan memotong leher 15 orang sambil berteriak Allahu Akbar. 
SUSPECTED radical Islamist gunmen have attacked a village in northeast Nigeria, tying up men, women and children before slitting their throats and killing at least 15 in the troubled region's latest attack.
http://www.jihadwatch.org/2012/12/myjihad-in-nigeria-muslims-shouting-allahu-akbar-murder-fifteen-by-slitting-their-throats.html

#MyJihad in Nigeria: Muslims shouting "Allahu akbar" murder fifteen by slitting their throats
Will the Islamophobia never end?
"Islamist gunmen kill 15 in Nigeria by slitting throats," by Haruna Umar for AAP, December 29 (thanks to David):
The assault happened early on Friday morning in the village of Musari on the outskirts of Maiduguri. The gunmen, suspected of being members of Boko Haram, shouted religious slogans and later ordered people to gather up into a group, said Mshelia Inusa, a primary school teacher in the village.
Chants of "God is great, God is great" followed, he said.
-----
Nigeria - The Islamist militant group known as Boko Haram is now claiming responsibility for Sunday’s attack on a funeral that killed scores of people, including two prominent politicians. Through e-mails to journalists, the group is now demanding Christians convert to Islam and denies government claims that peace talks are underway.

KANO, Nigeria — Nigeria's Boko Haram Islamists on Tuesday claimed weekend attacks in central Plateau state that killed more than 100 people, but police insisted another group was responsible.
On Saturday gunmen stormed several Christian villages in the religiously divided state's Riyom area, killing more than 80 people.
Location of the four cities in north eastern N...
Location of the four cities in north eastern Nigeria where the Boko Haram conflict took place. (Photo credit: Wikipedia)
The following day, assailants shot up the graveyard in the Barkin Ladi district where some of the victims of the previous day's violence were being buried, killing at least 22 people, including two prominent politicians.
...
In January, Boko Haram claimed the murder of 17 Christian traders in the northeastern Adamawa state, which police later concluded was the result of an inter-communal conflict.
The Islamist group has killed more than 1,000 people since mid-2009 in Africa's most populous nation and top oil producer.
Boko Haram on Tuesday threatened to again strike Kano, Nigeria's second largest city and site of their deadliest attack yet, a January 20 raid that left at least 185 people dead.

Kaduna adalah negara bagian dan ibukotanya di tengah Nigeria (Wikipedia).

 --

Sebagai pengamat dunia, aku sudah bosan mengutip dan menulis tentang berita kebiadaban dan kebodohan dan kejahatan  orang Islam yang terjadi tiap hari selama beberapa tahun terakhir ini. Seminggu saja, daftar itu sudah menjadi puluhan kasus, dimana-mana, ada saja kasus melibatkan orang Islam.Tahun-tahun belakangan ini orang Islam makin serius menjalani perintah Nabi Muhammad, dan aku tidak heran sudah pasti akan terjadi berbagai kerusakan dan kebiadaban, sebab dulu teladannya memang demikian. Digabung dengan kondisi yang ketinggalan dalam segala bidang, dan ketakutan anti kristenisasi (plus zionis dan pengungkapan kelemahan kaum salibis yang diposisikan sebagai musuh)  dan Islamic survival atas ancaman "musuh" yang tidak jelas, mereka seperti orang sekarat, melakukan segalanya membabi buta.

Sebab singkatnya, mengapa orang Islam bisa melakukan kebiadaban semacam ini?

Sebab memang dikhotbahkan begitu oleh ulama2nya,

Sebab disuruhnya begitu dalam kitab-kitab sucinya,

Sebab dicontohkan begitu oleh Nabinya,

(... jangan bilang disuruh oleh Allah)

Islam itu, menurut caranya berkuasa, kata beberapa analis politik, adalah ukan hanya agama, tetapi ideologi politik agar berkuasa di dunia melakukan segala cara termasuk membunuh. Menurut seorang analis politik, agamanya Muhammad itu hanyalah kedok ideologi, ujungnya adalah kekuasaan dan harta serta wanita. Agama itu dibajak untuk tujuan politik dan harta. Agama dimulai dari alam supranatural. Ada penyokong dan dalang di alam gaib. Kita harus sangat curiga pada ideologi ini karena pasti ada agenda supranatural  dibaliknya. Agama dicampur aduk dengan kepentingan politik duniawi jadi kotor seperti ini. Pasti ada suporter dan bosnya di alam gaib, dimensi lain, bahkan kelompok alien.
Aku wajib mengatakan ini semua, agar jangan sampai bangsaku terseret makin dalam kedalam jerat ideologi politik ini.  Cukuplah para ulama mengeluarkan fatwa mengkafir-kafirkan. Cukuplah masjid berteriak-teriak sepanjang hari. Cukuplah islamis membongkar monumen dan patung simbolis untuk memperindah kota. Cukuplah FPI minta puluhan juta rupiah dari gereja besar agar tidak diganggu. Cukuplah para politisi mengenakan baju koko dan memakai simbol Islam dalam kampanye mereka, mengira mereka bisa memerintah menuju kemajuan memakai Islam. Cukuplah aku baca tiap hari berita kekejaman para islamis. CUKUP!!!